Kamis, 27 Agustus 2009

Install Joomla di Ubuntu 7.10

langkah-langkah sebagai berikut:

A. Install LAMP (Linux, Apache, MySQL, PHP)

Dari Menu klik System=> Administration => Sypnatic Package Manager => di Tab Edit => Mark Packages by task => cari dan tandai (mark) LAMP server => Ok => Apply
tunggu sejenak dan LAMP telah terinstall.

B. Persiapan

=> berdoa

=> Download Joomla (terserah mau versi berapa) dari situs tersebut diatas,

=>buka Terminal

masuk sebagai root

~$ sudo su
Password:
# cd /var/www
/var/www# mkdir coba (nama folder, terserah)

>Pindah ke tempat file download Joomla berada (aku tak taruh di Desktop)
/home/server/Desktop# tar -xzvf Joomla_1.5.2-Stable-Full_Package.tar.gz -C /var/www/coba

>Karena nanti folder instalasi harus dihapus, maka hak akses folder “coba”, diubah
/var/www# chmod 777 -R coba

C. Instalasi Joomla!

=> buka dengan “web browser kesayangan” (sumpe, banyak yang menggunakan istilah ini. Mungkin karena suatu saat bisa “putus” dengan “web browser kesayangan” :P ), alamat berikut:

http://localhost/coba/installation/index.php

Baca baik-baik dan ikuti saja semua pertanyaan yang diberikan. Intinya ada beberapa tahap sebagai berikut:

1 : Language
2 : Pre-installation Check
3 : License
4 : Database
5 : FTP Configuration
6 : Configuration
7 : Finish

D. Finishing

Menghapus folder instalasi. Lewat Terminal

/var/www/coba# rm -r installation/

Selesai.

=> Jangan lupa ucapkan Puji Syukur.Alhamdulillah…

Untuk membuka Control Panel Jooma! tinggal ketik di web browser alamat berikut:

http://localhost/belajar/administrator/

Demikian.

Tulisan ini memakai referensi dari sini.



BAB II


Linux
- October 22, 2008
Install and Run Joomla on Ubuntu

This article teaches you how to install and run Joomla on Ubuntu.

1. Open a terminal and run the following command to install PHP and MySQL:

sudo apt-get install apache2 php5-mysql libapache2-mod-php5 mysql-server

2. Set a mysql-root password (not the same as a root password, but a password for mysql)

mysql -u root

mysql> SET PASSWORD FOR 'root'@'localhost' = PASSWORD('yourpassword');
mysql> SET PASSWORD FOR 'root'@'yourhostname' = PASSWORD('yourpassword');

Where you should change ‘yourhostname’ in last line. Each successful mysql command will show:

Query OK, 0 rows affected (0.00 sec)

3. Quit the mysql prompt:

mysql> \q

4. Get the most recent version of Joomla!

SOURCEPKG=Joomla_1.5.7-Stable-Full_Package.zip
SOURCEWWW=http://joomlacode.org/gf/download/frsrelease/8376/30993/Joomla_1.5.7-Stable-Full_Package.zip

5. Download Joomla
mkdir joomla
cd joomla
wget $SOURCEWWW

6. Unpack Joomla!
tar xvjf $SOURCEPKG

7. Cleanup
rm -f $SOURCEPKG

8. Move Joomla!
cd ..
sudo mv joomla /var/www/

9. Set permission to writable, allow writting in whole joomla subtree

sudo chown -R www-data:www-data /var/www/joomla

10. Handle file and directory permissions:

cd /var/www/joomla
sudo find . -type f -exec chmod 644 {} \;
sudo find . -type d -exec chmod 755 {} \;


Linux
- October 22, 2008
Install and Run Joomla on Ubuntu

This article teaches you how to install and run Joomla on Ubuntu.

1. Open a terminal and run the following command to install PHP and MySQL:

sudo apt-get install apache2 php5-mysql libapache2-mod-php5 mysql-server

2. Set a mysql-root password (not the same as a root password, but a password for mysql)

mysql -u root

mysql> SET PASSWORD FOR 'root'@'localhost' = PASSWORD('yourpassword');
mysql> SET PASSWORD FOR 'root'@'yourhostname' = PASSWORD('yourpassword');

Where you should change ‘yourhostname’ in last line. Each successful mysql command will show:

Query OK, 0 rows affected (0.00 sec)

3. Quit the mysql prompt:

mysql> \q

4. Get the most recent version of Joomla!

SOURCEPKG=Joomla_1.5.7-Stable-Full_Package.zip
SOURCEWWW=http://joomlacode.org/gf/download/frsrelease/8376/30993/Joomla_1.5.7-Stable-Full_Package.zip

5. Download Joomla
mkdir joomla
cd joomla
wget $SOURCEWWW

6. Unpack Joomla!
tar xvjf $SOURCEPKG

7. Cleanup
rm -f $SOURCEPKG

8. Move Joomla!
cd ..
sudo mv joomla /var/www/

9. Set permission to writable, allow writting in whole joomla subtree

sudo chown -R www-data:www-data /var/www/joomla

10. Handle file and directory permissions:

cd /var/www/joomla
sudo find . -type f -exec chmod 644 {} \;
sudo find . -type d -exec chmod 755 {} \;

11. Create a database for Joomla!

mysqladmin -u root -p create joomla

12. creates a mysql user (other than the mysql root user) with some priviledges to use the joomla database

mysql -u root -p
mysql> GRANT SELECT, INSERT, UPDATE, DELETE, CREATE, DROP, INDEX, ALTER, CREATE TEMPORARY TABLES, LOCK TABLES ON joomla.* TO 'yourusername'@'localhost' IDENTIFIED BY 'yourpassword';

13. activate the new permissions

mysql> FLUSH PRIVILEGES;

14. Quit the mysql prompt

mysql> \q

15. Open history file for MySQL commands and delete the above SQL, since the password is in readable format!

gedit ~/.mysql_history

16. Restart Apache2

sudo /etc/init.d/apache2 restart

17. Point your browser to http://localhost/joomla/, and you will be guided through by the Joomla! installer.




Amankan SSH dengan DenyHost with Linux Ubuntu Server

Dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba cara menginstall denyhost dan menjalankannya. Denyhost berguna untuk melindungi akses via ssh dari orang tidak dikehendaki. Cara kerja denyhost dengan melihat log authentication yang ada di /var/log/auth.log dengan memblokir IP address yang login ke server kita dengan password dan username yang salah, bahasa kerennya Preventing SSH Dictionary Attack:P Sehingga IP yang pernah mencoba login ke komputer kita akan dimasukkan daftar Blacklist /etc/hosts.deny.

Cara instalasi :
Pastikan di box anda sudah terdapat python compiler, jika belum ada anda dapat install dengan cara
#sudo apt-get install python
Kemudian download dan install denyhost
#cd /tmp
#wget #http://mesh.dl.sourceforge.net/sourceforge/denyhosts/DenyHosts-2.0.tar.gz
#tar xvfz DenyHosts-2.0.tar.gz
#cd DenyHosts-2.0
#python setup.py install

Setting Denyhost
#cd /usr/share/denyhosts
#cp denyhosts.cfg-dist denyhosts.cfg

Edit denyhost.cfg dengan editor kesayangan anda, dalam hal ini saya menggunakan vim
#vim denyhosts.cfg

Pastikan file SECURE_LOG = /var/log/auth.log & LOCK_FILE = /var/run/denyhosts.pid sudah dikonfigurasi sesuai versi linux anda anda, dalam hal ini saya menggunakan xubuntu :
SECURE_LOG = /var/log/auth.log
LOCK_FILE = /var/run/denyhosts.pid

Menjalankan denyhost di daemon :
#cp daemon-control-dist daemon-control

Edit /usr/share/denyhosts/daemon-control , pastikan setting untuk DENYHOSTS_BIN, DENYHOSTS_LOCK, dan DENYHOSTS_CFG sudah benar semuanya. Untuk setting xubuntu :
DENYHOSTS_BIN = “/usr/bin/denyhosts.py”
DENYHOSTS_LOCK = “/var/run/denyhosts.pid”
DENYHOSTS_CFG = “/usr/share/denyhosts/denyhosts.cfg”

Menjalankan denyhosts secara otomatis ketika komputer booting :
#chmod 700 daemon-control
#cd /etc/init.d
#ln -s /usr/share/denyhosts/daemon-control denyhosts
update-rc.d denyhosts defaults
#/etc/init.d/denyhosts start

Uji coba
Sekarang anda coba login via ssh dari komputer lain dengan memasukkan username dan password yang salah maka secara otomatis ip komputer tersebut akan di blok. Anda bisa melihat IP komputer yang di blok di /etc/hosts.deny :

# ALL: PARANOID
sshd: 71.143.12.33
sshd: 61.146.178.15
sshd: 61.146.178.16
sshd: 202.159.3.113

Untuk membuka akses IP yang di blok, anda tinggal menghapus dari daftar /etc/hosts.deny

Rabu, 26 Agustus 2009

INSTALL WINDOWS XP via Flash DIsk

nstall Windows XP lewat USB Flash Disk

with 25 comments

Nemu 2 program bagus nih (semuanya freeware) untuk menginstall Windows XP lewat USB Flash Disk, Filenya kecil banget kok & bisa cari di Google, tapi kalo teman2 malas nge-googling, ini Ane kasih linknya :
http://www.ziddu.com/download/3232393/usb_prep8_dotexe.org.zip.html untuk copy WIndows XP ke USB Flash Disk
http://www.ziddu.com/download/3232419/PeToUSB_3.0.0.7_dotexe.org.zip.html untuk menjadikan USB Flash Disk menjadi Bootable

Langkah-langkah Pembuatan:

1. Ekstrak kedua file sesuai keinginan Anda dengan menggunakan WinZip atau WinRar (Lebih baik buat Folder baru), sebaiknya File PeToUSB_3.0.0.7.zip dijadikan satu folder bersama File usb_prep8.zip atau sebaliknya.

2. Tancapkan USB flash disk ke salah satu port USB. Ingat-ingat posisi drive-nya. Apakah F:, G:, H:, dan sebagainya.

3. Masukkan CD instalasi Windows XP ke optical drive. Jika komputer menjalankan proses instalasi secara otomatis, batalkan saja dan tutup semua aplikasi yang tengah berjalan.

4. Selanjutnya, buka folder di mana Anda mengekstrak aplikasi modul pembuat instalasi.

5. Jalankan file bernama “usb_prep8.bat” maka di layar monitor akan tampak jendela Command Prompt berisi macam-macam perintah. Jika sudah muncul tulisan “Press any key to continue,” tekan sembarang tombol untuk konfirmasi.

6. Di layar akan muncul jendela PEtoUSB yang meminta Anda memformat USB flash disk Anda. Tak perlu mengubah setting apa pun, langsung klik Start untuk mulai proses format. Jawab konfirmasi sesuai kebutuhan Anda.

7. Jika sudah selesai, tutup jendela PEtoUSB (jangan menutup jendela Command Prompt yang tadi terbuka ketika Anda menjalankan usb_prep8.bat), maka di layar akan muncul opsi-opsi dari 0 hingga 5.

8. Gunakan opsi 1 untuk memilih sumber file instalasi yang nantinya akan disalin ke flash disk. Disini, tentukan di drive mana Anda menyimpan instalasi Windows XP. Pilih saja optical drive di mana sudah ada CD Windows XP di dalamnya, atau pilih folder pilihan Anda jika Anda telah menyalin file instalasi Windows XP ke folder tertentu.

9. Pilih opsi 3 untuk menentukan di mana Anda mencolok flash disk. Kalau flash disk Anda berada di drive F:, maka ketik F dan tekan ENTER. Jika drive G: maka ketik G dan tekan ENTER, begitu seterusnya berlaku untuk drive lain.

10. Selanjutnya pilih opsi 4 untuk mulai proses pembuatan modul instalasi yang nantinya akan disalin ke flash disk secara otomatis. Jawab apa pun konfirmasi yang muncul dengan Y atau YES atau OK atau bentuk persetujuan lain.

Selesai! Kini flash disk Anda telah siap digunakan untuk instalasi Windows XP! Silahkan melakukan setting pada BIOS Anda, dan pilih Removeable Disk (atau apa pun nama lainnya) sebagai media pertama yang dijalankan saat booting.

Untuk yang menggunakan sistem RAID, coba pakai Nlite,

How to read and open .DAT file in windows


So you just received an email with an attachment that someone sent you, but the extension on the file is .DAT. What exactly is a .DAT file and how to you open .DAT files? Those are two questions I’m going to try to answer as this is an issue that I’ve seen many times in my IT career!

The first thing to understand about .DAT files is that it indicates a file that has arbitrary data. That means it’s not associated with any one particular program or application. When you see a file with a .XLS extension, you know it’s referring to an Excel file, and so on. But with .DAT files, you have to figure out how to open it yourself and it may not be the same program each time.

The best way to open a .DAT file is to use the program that created it. However, if you’re not sure, you can always try Notepad. Now when you open it in Notepad, you may be able to recognize some of the data, but the rest will most likely be junk spewed out by the program that created it.

You’ll normally only see this file format when receiving emails with attachments. Most common programs today do not generate .DAT files and only computer programmers use these files on any kind of regular basis.

So your first step would be to ask the person who sent you the email if they know which program was used to create the file. Now if they tell you that they actually sent a picture or a document and they are not sure why it’s a .DAT file, it could be that the file extension was changed in the process of having the email routed to you.

For some strange reason, some email programs automatically change the file extension on email attachments to .DAT. So if the person sent you a picture and now it’s a .DAT file, you first need to save it to your computer and then change the file extension to JPG or GIF or PNG or whatever you think it’s supposed to be. If they sent you a Word document, change it to .DOC, etc.

You can change the file extension on a file by first going to My Computer, clicking on Tools and then Folder Options.

Next click on the View tab and then scroll down to the option “Hide extensions for known file types” and UNCHECK it. In this way, we’ll now be able to see the file extension and change it to something else.

Now simply right-click on the .DAT file and change the file extension after the dot to the desired file format.

You should also see the icon representing the file change to the appropriate program use to open that file type, i.e. Excel in the above picture.

So what do you do if you’re not sure which program it came from or what the original file extension was supposed to be? You can also try right-clicking on the file and then choosing Open With and try different programs. For example, I changed one of my Excel files to a .DAT extension and then right-clicked on it to open it with Excel and it worked!

Now I just chose Microsoft Excel from the list and Excel was able to read the file since the data was written by Excel, it just had a wrong file extension.

You can also try other programs like Windows Media Player since it will open it if it happens to be a video, MP3, or similar media format. So hopefully you are now able to open your mysterious .DAT file using one of the above mentioned methods! If not, post a comment and I will try to help! Enjoy!

[tags].dat file, open dat file, how to open a dat file, how to open a dat file, dat file extension, what is a dat file[/tags]

from : http://www.online-tech-tips.com


Senin, 24 Agustus 2009

GPEDIT.MSC adalah salah satu Command Windows yg dpt dipake utk atasi REGEDIT atao CMD tdk dpt berjalan normal di RUN. Pd umumnya hal tsb disebabkan oleh VIRUS atau ketidak sengajaan

maka cara mengatasinya :
1. Ketik GPEDIT.MSC di RUN, lalu tekan OK, maka akan tampil :

Klik Local Computer Policy dalam user configuration Klik Administrative template

lalu  double klik system 

Double Click Prevent Acces to command promp for cmd

Double click Prevent  Access to registry Editing tools

untuk regedit pilih disable untuk unlock regedit, lalu klik Apply

Untuk Cmd pilih disable untuk unlok cmd, lalu klik apply 

jika sudah selesai test di run

ketik regedit untuk test registry

ketik cmd untuk command prompt

selamat mencoba

Publish from kaskus.us ccpb shareware

Jumat, 21 Agustus 2009

UNBLOCK WITH PROXY

Buat Yang ingin browsing website yang di block gunakan  website ini 

lalu masukan url website yang ingin kita browse

http://www.kocokjaya.com/proxy

http://www.lucubrb.com/proxy

http://dragonballmovie.biz/

yg dibawah ini proxy dari france
http://ultravpn.com
yg dibawah ini servernya di canada n alabama 
http://alonweb.com/
tap mesti registrasi dulu n download softwarenya


Trik Mengaktifkan Show hidden files and folders option yang tidak mau berfungsi

1. Buka Start Menu | Run, ketik : regedit, kik OK.
2. Buka registry dengan direktorinya : HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows\Curr entVersion\Explorer\Advanced\Folder\Hidden\SHOWALL
3. Cari key yang bernama CheckedValue dan DefaultValue.
4. Klik dua kali dan berikan nilai satu pada kedua key tersebut.
5. Kemudian buka lagi Folder Options…|View, pilih “Show hidden files and folders”, klik Apply (atau OK).

Apabila Anda menjalankan instruksi di atas dan masih belum bisa, kemungkinan virus masih ada di komputer Anda, coba periksa dengan Antivirus dan Antispyware terbaru. Selamat mencoba

Selasa, 11 Agustus 2009

‘User Management & Security’ pada FreeNAS

‘User Management & Security’ pada FreeNAS

Sebelumnya dalam konfigurasi dasar FreeNAS, share folder pada FreeNAS menggunakan Service CIFS/SAMBA dengan authentifikasi user di set menjadi anynomous (tanpa pengamanan sama sekali), sehingga semua ‘local user/komputer’ yang terhubung dalam jaringan dapat melihat, mengeksekusi,bahkan menulis/menghapus file/folder yang telah dishare. Hal ini tentunya ingin dihindari, file/folder yang ada pada Server FreeNAS harus di’amankan’.

Bagi yang baru membacanya, tulisan ini masih lanjutan dari tulisan terdahulu : Membangun Server NAS dengan FreeNAS. Jika Anda belum mengetahui cara instalasi FreeNAS Anda dapat membaca tutorial sebelumnya sebelum melanjutnya untuk membaca bagian ini.

Kali ini kita akan melakukan sedikit konfigurasi agar folder/file yang dishare hanya bisa diakses oleh user tertentu saja. Pada FreeNAS kita dapat mengatur manajemen user/group untuk authentifikasi (Menu Access), dengan pilihan :

  1. User and Groups (Local User Management)
  2. Active Directory,
  3. LDAP

Pembahasan mengenai user management akan saya fokuskan pada Local User Management (User and Groups).

Sebelum membahas user/group, kita kembali dulu ke FreeNAS yang telah dibuat sebelumnya. Server FreeNAS terdahulu sudah bisa diakses melalui Jaringan (Windows Network Neighborhood) atau melalui alamat \\Nomor_IP_Server_NAS\

Mount Point yang ada di FreeNAS ini baru terdapat 1 mount point yaitu : DATA. Kita tentunya tidak ingin semua user mengakses/menyimpan datanya di satu folder ini saja, karena pasti akan membingungkan. Oleh karena itu sebaiknya setiap user dibuatkan folder tersendiri. Folder ini nantinya akan menjadi home directory untuk user tersebut.

Contoh:

User Group Home Directory
mamat
arief
harun
syafri
lukman
doel
ahmal
produksi
produksi
keuangan,produksi,marketing
marketing,administrasi,sales
marketing
sales
administrasi
produksi
-
keuangan
-
marketing
sales
administrasi

Sekenarionya adalah sebagai berikut : (saya langsung memberi contoh saja)

User mamat memiliki home directory produksi. Jadi folder produksi pemiliknya adalah mamat. Folder ini hanya bisa ditulisi/dihapus oleh pemiliknya yaitu mamat. User yang berada satu group dengan mamat seperti Arief, memiliki hak untuk membaca/ mengeksekusi folder ini, tetapi tidak memiliki hak untuk menghapus atau menulis ke folder ini. User lainnya diluar group produksi tidak memiliki hak untuk membaca/menulis ke folder ini.

Skenario yang sama juga akan kita terapkan pada folder-folder yang lainnya sehingga masing-masing folder akan memiliki tingkat keamanan yang lebih baik.

Dari jendela Explorer (Windows Network Neighbourhood) pada share FreeNAS (Data), Anda bisa membuat folder sesuai dengan yang dibutuhkan, seperti pada contoh diatas. Folder-folder ini masih bisa langsung dibuat melalui Windows yang terhubung ke FreeNAS server karena authentifikasi untuk layanan CIFS/SAMBA masih di set anynomous. Anda juga bisa membuat folder pada mount point ini melalui shell console secara langsung pada FreeNAS, tentu saja dengan menggunakan command unix : MKDIR [nama_folder]

Struktur Folder yang dibuat akan tampak seperti berikut :

[+] DATA
- produksi
- marketing
- administrasi
- keuangan
- sales

Buat share untuk masing-masing folder pada SAMBA. Anda bisa mengaksesnya di halaman Service-CIFS/SAMBA pada tab Share. Klik [+] untuk menambahkan share baru. Share yang pertama dibuat yaitu data bisa Anda hapus, klik [x] yang terdapat disebelah kiri dari share Data tersebut. Jangan lupa pada tab setting ubah Authentication menjadi local user.

Setelah share untuk masing-masing folder telah dibuat di CIFS/SAMBA dan authentifikasi di set ke local user, sekarang kita akan memulai membuat user groups dan user account melalui WEB GUI dari FreeNAS.

Menambahkan Group
Untuk menambah grup pilih halaman Access/Users and Groups .

  1. Klik tab Groups kemudian klik [+] untuk menambahkan Group.
  2. Masukkan nama gruup
  3. Masukkan deskripsi group lalu klik Add dan Apply Changes.

Menambah User
Masih pada halaman Access/Users and Groups. Klik tab Users kemudian klik [+] untuk menambahkan user.


Login : isi dengan user name (misalnya mamat, arief, lukman, harun, dst), gunakan angka dan huruf saja tanpa spasi.
Full name : isi dengan Nama lengkap (biasanya disamakan dengan login).
Password : isi password yang akan digunakan untuk login.
User ID
: secara default akan terisi otomatis jadi gak usah di ubah.
Primary Group : pilih group untuk user.
Additional Group : pilih tambahan group untuk user jika user tergabung lebih dari 1 group (pada contoh diatas seperti user harun dan syafri). Untuk memilih lebih dari satu group tekan dan tahan tombol ctrl kemudian klik pada nama group yang akan dipilih.

home directory :isi dengan path lengkap folder yang akan menjadi home direktori dari user. Path ini tidak boleh salah. (contoh : dalam tutorial ini user mamat pathnya adalah /mnt/data/produksi/ ).
Shell access : pilihan apakah user bisa mengakses server melalui shell (SSH) atau tidak.

Setelah semuanya lengkap klik tombol Add lalu Klik tombol Apply untuk menyimpan penambahan user yang baru saja Anda lakukan. Ulangi langkah diatas untuk menambahkan user yang lainnya.

Setelah user dan group telah di tambahkan langkah selanjutnya adalah mengatur permission pada masing-masing folder yang telah dibuat agar sesuai dengan skenario yang kita inginkan.

Folder Permission dan Ownership
Untuk mengatur folder permission dan ownwership ini belum dapat dilakukan melalui GUI FreeNAS. Untuk itu harus dilakukan secara manual melalui console shell freeNAS. Dari menu utama FreeNAS pilih angka 6 untuk masuk ke shell mode. Atau bisa juga secara remote melalui SSH ( aktifkan layanan SSHD terlebih dahulu melalui webGUI FreeNAS).

datacenter :~#
datacenter :~# cd /mnt/data
(pindah ke folder /mnt/data)
datacenter :/mnt/data # ls
(lihat isi direktori /mnt/data)
.snap administrasi produksi
marketing sales keuangan

set group folder dengan perintah chgrp [nama_grup] [nama_folder]
Tambahan : sebaiknya menggunakan opsi -R agar folder yang terdapat dibawah folder utama juga akan dimasukkan dalam grup folder. perintahnya menjadi : chgrp -R [nama_grup] [nama_folder]

datacenter :/mnt/data # chgrp -R produksi produksi
datacenter :/mnt/data # chgrp
-R marketing marketing
datacenter :/mnt/data # chgrp -R administrasi administrasi
dst…

set folder ownership dengan perintah chown [nama_user[ [nama_folder]
Tambahan : sebaiknya menggunakan opsi -R agar folder yang terdapat dibawah folder utama juga akan dimasukkan dalam ownership. perintahnya menjadi : chown -R [nama_user] [nama_folder]

datacenter :/mnt/data # chown -R mamat produksi
datacenter :/mnt/data # chown
-R harun keuangan
datacenter :/mnt/data # chown
-R lukman marketing
dst …

set folder permission untuk owner, group, dan diluar owner/grup
gunakan perintah chmod -R 750 [nama_folder]. opsi -R berarti Rekursif, maksudnya perubahan ini juga diterapkan pada folder yang terdapat dibawahnya. chmod 750 berarti : owner mempunyai akses full (baca/tulis/eksekusi), group mempunyai akses baca dan eksekusi saja, sedangkan user lain diluar grup/owner tidak memiliki akses.

datacenter :/mnt/data # chmod -R 750 produksi
datacenter :/mnt/data # chmod -R 750 marketing

dst …

Saya gak akan menjelaskan lebih lanjut tentang permission dan ownership ini karena tutorial seperti ini banyak terdapat di Internet (cari aja lewat google) atau Anda baca disini : Blog Dark Angel

Penutup
Setelah membuat user, group, dan share serta mengatur user permission dan ownership pada folder yang ada, kini folder-folder yang di mount pada FreeNAS memiliki tingkat kemanan yang sedikit lebih baik. Ketika Anda mencoba mengkasesnya melalui windows network, Anda akan diminta untuk memasukkan username dan password agar bisa mengakses folder-folder tersebut.

Tambahan :
Agar tidak sembarang orang bisa mengakses Shell console langsung dari FreeNAS, Anda bisa menghilangkan menu Shell pada main menu FreeNAS. Caranya : pada webGUI dibagian System – Advanced – tab Advanced setup di bagian Miscellaneous console menu beri tanda centang [v] pada Disable console menu. Perubahan ini akan aktif setelah FreeNAS restart.

Membangun Server NAS dengan FreeNAS

Setalah berbulan-bulan tersimpan dalam laptop akhirnya datang juga kesempatan untuk mencoba membuat NAS Server sendiri. Untuk OSnya saya menggunakan aplikasi opensource FreeNAS yang berbasis FreeBSD.

Untuk membuat NAS Server dengan FreeNAS, tidak dibutuhkan komputer yang canggih, sebuah PC dengan memori 128MB sudah cukup untuk menjalankan FreeNAS ini. Tetapi kalo ada yang lebih bagus tentu kinerjanya lebih baik juga. FreeNAS mendukung protokol CIFS (Samba), FTP, NFS, RSYNC dan AFP. FreeNAS juga mendukung RAID (0,1, dan 5).

Sekedar sharing pengalaman instalasi FreeNAS, berikut langkah-langkah instalasi dan konfigurasi dasar untuk membuat NAS Server sendiri.

Komputer Server : Komputer yang dijadikan sebagai NAS Server.
Sepesifikasi : IBM eServer Pentium III 1266 MHz, Memori 256Mb + 128Mb, HD Samsung Spinpoint 40 GB.

Instalasi :
Instalasi FreeNAS dapat dilakukan dengan 2 cara :

  • Menggunakan LiveCD, konfigurasi disimpan di Floppy atau USB Disk.
  • Install FreeNAS pada Disk (HD/USB Disk/Memori Drive). Dalam tutorial ini kita akan menggunakan opsi ini.

Langkah-langkah instalasi :

  1. Download dulu file iso FreeNAS di http://www.freenas.org/ pilih paket yang statusnya sudah stabil (stable). Saat tulisan ini saya buat saya menggunakan versi LiveCD 0.686.3 (release tgl. 13-03-2008 ). Setelah download selesai bakar ISO file tadi menggunakan Software CD Burning misalnya Nero.
  2. Masukkan FreeNAS CD ke dalam CD-Rom dan booting komputer dari CD.
  3. Tunggu hingga FreeNAS Console Setup Menu muncul (setelah bunyi beep ), FreeNAS Console Menu biasanya terhalang oleh semacam wallpaper untuk menghilangkan cukup tekan ENTER.
    “Console setup”
    “*********************”
    1) Assign Interface
    2) Set LAN IP address
    3) Reset WebGUI password
    4) Reset to factory defaults
    5) Ping host
    6) Shell
    7) Reboot system
    8) PowerOff system
    9) Install to a hard drive/memory drive/USB Pen, etc.
  4. Karena akan di install ke HD, pilih opsi 9.
    “Install & Upgare”
    “*********************”
    1) Install ‘embeded’ OS on HD/Flash/USB
    2) Install ‘embeded’ OS on HD/Flash/USB + data partition
    3) Install ‘full’ OS on HDD + data partition
    4) …
    5) …
    6) …Opsi 4,5,6 merupakan pilihan untuk upgrade.
    Pilih nomor 3, opsi ini akan menginstall OS FreeNAS ke Hard Disk.FreeNAS ‘full installer for HDD

    - create MBR partition 1, using UFS, costumizable size for OS
    - create MBR partition 2, using UFS, for DATA
    - …

    WARNING : There will be some limitation ….

  5. Perhatian! pilihan 3 akan menghapus seluruh partisi dan data dalam HD, jadi pastikan tidak ada data penting dalam HD yang akan digunakan. Klik OK untuk melanjutkan.
  6. Tentukan besar partisi 1 untuk OS, minimalnya 64 MB. Anda bisa mengikuti nilai default (64 MB) atau memberi sedikit ruang (misalnya 128 MB) untuk tambahan modul di kemudian hari.
  7. Script installer akan melakukan proses instalasi ke HD, sesaat kemudian (1-2 menit) instalasi akan selesai.
    catatan :
    Pilihan Install Full OS on HD secara otomatis membagi 2 partisi HD. Partisi 1 untuk OS dan partisi 2 untuk Data. Partisi kedua telah terformat secara otomatis, jadi tidak perlu lagi diformat untuk digunakan.
    Untuk menggunakan Partisi Data ini :
    1. Tambahkan disk ad0 pada halaman “Disk” Management.
    2. Tambahkan mount point pada halaman “Disk” Mountpoint
    Gunakan parameter berikut :
    Disk ad0, partisi 2, Filesystem UFS— Bagian ini akan dijelaskan lebih lanjut pada konfigurasi melalui WEBGUI —
  8. Keluarkan CD FreeNAS dari CDROM Driver lalu Reboot komputer server.

Konfigurasi Awal
Setelah booting, Anda akan kembali ke FreeNAS Console Setup Menu.

“Console setup”
“*********************”
1) Assign Interface
2) Set LAN IP address
3) Reset WebGUI password
4) Reset to factory defaults
5) Ping host
6) Shell
7) Reboot system
8) PowerOff system
9) Install to a hard drive/memory drive/USB Pen, etc.

  1. Secara otomatis (default), FreeNAS akan menggunakan NIC / LAN Card yang pertama (yang terdeteksi) dengan IP Address defaultnya adalah 192.168.1.250. Jika komputer server hanya mempunyai 1 NIC opsi nomor 1 tidak perlu dilakukan, karena umumnya LAN card secara otomatis akan terdeteksi.
  2. Selanjutnya adalah mengatur IP Address dari NAS Server ini, pilih 2 kemudian akan muncul semacam pilihan untuk menggunakan DHCP atau tidak. Sebaiknya pilih untuk tidak menggunakan DHCP. Masukkan IP Address yang digunakan dalam jaringan (contoh 192.168.8.128 /24 , gateway dan DNS 192.168.x.254). Untuk IP v6 karena belum digunakan pilih saja opsi otomatis.
  3. Setelah LAN setting, pilih nomor 5 dan lakukan ping ke komputer lain dalam jaringan untuk memastikan koneksi sudah OK.

Konfigurasi Dasar (Web Based)

Jika koneksi jaringan sudah OK, bisa ping ke komputer lain dari FreeNAS PC. Gunakan komputer lain untuk mengakses WebGUI dari FreeNAS ini. Ketikkan IP Address FreeNAS server (contoh : http://192.168.8.128 ) selanjutnya akan muncul dialog box untuk login seperti

Pada kotak login/password masukkan :

1. Default Username : admin
2. Default password : freenas
3. Klik OK

WEBGUI Layout

Jika login berhasil (seharusnya berhasil karena masih menggunakan password default) Anda bisa melihat tampilan webGUI seperti diatas. Menu-menu untuk konfigurasi terdapat disebelah kiri.

Dibagian System-General Setup, Anda bisa mengatur nama untuk NAS server ini. Dalam beberapa modul terdapat kontrol yang berbentuk [+] , [x] dan [e].

[+] = Tambah elemen
[x] = Menghapus elemen
[e] = Edit elemen

Untuk konfigurasi dasar, yang perlu di setting agar NAS Server ini bisa online adalah di bagian Disks dan Services.

Konfigurasi Disks
Disk harus ditambahkan terlebih dahulu sebelum bisa di format dan di mount ke FreeNAS. Alur proses untuk konfigurasi sharing pada FreeNASi adalah :

1. Tambahan Disk (Add Disks)
2. Format Disks (jika diperlukan) menggunakan file system UFS
3. Mount Disk (Add Mount Point)
4. Enable Services (CIFS, FTP, dll.)

Untuk menambahkan Disk, Klik Managent (dari menu Disk). Pada halaman Disks/Management klik [+]

Pada pilihan Disk Add, gunakan parameter berikut :

Disk : ad0
Preformatted FS : Unformated
Untuk paramater lain gunakan saja setting default-nya.

Untuk Server NAS dengan HD lebih dari 1, ulangi langkah diatas untuk menambahkan disk.

Klik Apply Changes jika telah selesai menambahkan disk.

Format Disk
Untuk Server dengan 1 HD, opsi ini tidak perlu dilakukan karena pada saat instalasi partisi data telah diformat secara otomatis. Namun jika menggunakan HD lebih dari 1, HD yang kedua, dst harus di format.

Akan muncul konfirmasi untuk melakukan format disk :

Untuk Server dengan 1 HD, gunakan paramater berikut :

Disk : ad0
Partition : 2 ( karena server di install pada 1 HD, partisi 1 digunakan untuk OS )
File system : UFS
ShareName : misalnya DATA)
Description : Dataku (contoh)

Klik add, dan Apply Changes

Mengaktifkan Service pada FreeNAS
CIFS/SAMBA digunakan untuk digunakan dalam lingkungan windows, maksudnya agar folder yang telah dishare/mount bisa dikenali pada komputer windows (‘Network neighborhood’).

Untuk parameternya isikan sebagai berikut :
Pastikan kotak enable diaktifkan
Authentification : Anonymous (semua orang dalam jaringan bisa mengakses FreeNAS)
Netbiosname : misalnya DATACENTER (Nama komputer yang akan muncul dalam windows neighbourhood)
Workgroup : nama workgroup (sesuaikan dengan nama Workgroup).

yang lainnya biarkan default. Klik Save dan Restart.

Shares
Klik [+] untuk menambahkan share



Parameter :
Name : Nama share misalnya DATA
Comment : Isi keterangan mengenai share ini misalnya Dataku
Path : path folder [gunakan tombol [...] untuk melihat daftar folder yang ada.

Klik SAVE

– OK –
Sampai disini konfigurasi dasar untuk FreeNAS telah selesai. Namun tentu saja masalah securiti nya masih belum dioptimalkan. Juga masih terdapat beberapa layanan yang belum diaktifkan tetapi saya yakin Anda bisa mempelajarinya sendiri.

Menguji dan menggunakan Share dari FreeNAS

Dari komputer lainnya dalam jaringan FreeNAS (sebagai contoh saya memakai windows XP Pro). Ketikkan pada windows explorer IP address dari NAS server (contoh : \\10.19.2.5). Klik OK

Share Folder pada NAS Server seharusnya akan terlihat dan sudah dapat di akses.

Share ini tersedia (dapat diakses) dalam jaringan dengan mode akses Read/Write (full access). Share juga dapat di map menjadi local drive untuk memudahkan menelusurinya. Anda bisa mencobanya dengan mengcopy file/folder ke share ini.

Tutorial lengkap tentang FreeNAS dapat Anda baca pada WIKI FreeNAS di situs resmi FreeNAS (http://www.freenas.org)